Wednesday, June 10, 2015

CERITA INSPIRATIF PENJUAL BAKSO

Rumah Impian Keluarga Pak Muji
            Pak muji lahir dari keluarga kurang mampu. Ia menikah dengan seorang wanita sholehah dan dikaruniai seorang putri mungil bernama Ayu. Mereka tinggal disebuah rumah gubuk kumuh yang jaraknya hanya beberapa meter dari sungai. Rumah Pak Muji sudah hampir roboh ke sungai karena sering terkena angin kencang tetapi karena kesetiaan dan ketabahan istrinya Pak Muji tetap tegar dan bekerja keras. Pak Muji bekerja sebagai buruh rongsokan yang per minggu ia hanya mendapatkan upah 15.000. Jangankan untuk membangun rumah,untuk makan saja mereka masih sering pinjam uang ke tetangga.
            Hingga suatu hari Pak Muji terpaksa harus pindah rumah karena rumahnya sudah tidak layak dihuni. Kebetulan di desa sebelah ada sebuah rumah dari bambu yang disewakan 30.000 per bulan. Saat itu uang 30.000 sangat banyak bagi keluarga pak muji. Semakin hari hutang keluarga Pak Muji sudah menumpuk. Ayu anak Pak Muji pun sudah waktunya bersekolah. Kini mereka hanya bisa berdoa agar keajaiban dapat datang kepada mereka.
            Beberapa hari kemudian datanglah kabar gembira. Adik dari Pak Muji yang bernama Pak Juki memberikan uang 200.000 kepada Pak Muji untuk membuat sebuah usaha. Pak Muji pun memutuskan menggunakan uang tersebut untuk modal berjualan bakso.  Ia meracik bumbu-bumbunya berdasarkan pengalamannya dulu saat masih muda bekerja di sebuah warung bakso yang cukup terkenal. Awal berjualan Pak Muji menjual baksonya hanya disekitar tempat tinggalnya. Tidak hanya itu kebahagaiaan yang Pak Muji dapat, tetapi Pak Muji juga dikaruniai seorang putri lagi yang diberi nama Anisa.
            Beberapa bulan menjual bakso di sekitar desa,warung Pak Muji mulai sepi karena pembelinya terbatas. Rumah yang kini dihuni keluarganya pun akan rubuh karena terkena hujan dan angin kencang kemarin. SPP sekolah Ayu pun sudah beberapa bulan belum dibayar. Bu Muji berusaha mencari pinjaman ke tetangga dan saudara.
            Sekali lagi Tuhan memberikan pertolongan kepada keluarga Pak Muji. Ibu dari Bu Muji mengizinkan keluarga Pak Muji untuk tinggal bersamanya. Pak Muji juga mendapatkan tempat berdagang di pinggir jalan raya. Permasalahan rumah dan warung sementara sudah tidak membebani pikiran keluarga Pak Muji. Semakin hari dagangan Pak Muji pun bertambah laris.,pelanggan-pelanggan juga mulai banyak.
            Beberpa bulan tinggal bersama mertua, membuat Pak Muji merasa malu karena belum bisa membahagiakan istri dan anak-anaknya. Terkadang Pak Muji bertengkar dengan mertuanya hanya karena perbedaan pendapat. Hingga kemudian hari kakak dari Bu Muji menawarkan mereka tinggal dirumah sederhana yang dibeli oleh kakak Bu Muji atau Paman. Tapi keluarga Pak muji boleh menempatinya cuma sampai anak dari Paman sudah dewasa.
            3 tahun berlalu, warung bakso Pak Muji mulai terkenal di kota Pak Muji dan sudah mulai bisa menabung untuk membangun rumah. Paman pun sudah menagih rumahnya kembali karena anaknya Paman sudah beranjak dewasa. Pak Muji dan keluarganya sangat berhemat karena tidak ingin terus menerus merepotkan Paman. Hingga suatu ketika sudah beberapa minggu warung bakso hanya sedikit pembeli karena harga daging naik dan Pak Muji juga harus menaikkan harga baksonya. Bakso Pak Muji selalu tersisa banyak. Tetapi keluarga Pak Muji pantang menyerah, Pak Muji dibantu dengan istri dan anaknya mempromosikan bakso Pak Muji melalui selebaran dan internet. Mereka yakin jika usaha mereka pasti bisa berhasil.
            3 hari kemudian ada seorang Bapak-bapak dengan mobil mewahnya berhenti di depan rumah Pak Muji. Bapak itu berjalan menuju rumah Pak Muji.
“Assalamu’alaikum. Maaf apa benar ini rumah Pak Muji yang berjualan bakso sapi?” tanya Bapak itu
“Wa’alaikumsalam. Benar Pak ini rumah saya. Bapak siapa dan ada perlu apa ya?” jawab Pak Muji
“Saya Pak Usman dari desa sebelah. Begini Pak Muji, bulan depan anak saya menikah. Ia ingin agar hidangan makanannya nanti itu bakso yang terenak dikota ini. Saya dengar bakso Pak Muji adalah bakso sapi enak nomor satu dikota. Jadi saya ingin pesan bakso untuk pernikahan anak saya” Kata Pak Usman
“Alhamdulillah, terima kasih Pak Usman. Bapak mau pesan berapa porsi Pak?” tanya Pak Muji dengan penuh syukur
“1000 porsi Pak, sehari 500 porsi selama 2 hari Pak. Nanti tanggal 25-26 Pak Muji beserta bakso dan gerobaknya datang ke rumah saya bisa?” Tanya Pak Usman
“Insya Allah bisa Pak. Sekali lagi terima kasih Pak” Ucap Pak Muji.
            Pak Muji dibantu istri dan anaknya menyiapkan bakso pesanan Pak Usman. Mereka sangat bahagia sekali. Setelah acara pernikahan anak Pak Usman selesai, Pak Usman memberikan uang bakso dan uang tambahan sebagai ucapan terima kasih karena acara makan di pernikahan anaknya berjalan lancar berkat Pak Muji. Keluarga Pak Muji juga berterima kasih kepada Pak Usman.
            Sesampainya dirumah Pak Muji menghitung uang tabungan keluarga Pak Muji berharap uang mereka sudah cukup untuk membangun rumah impian keluarga Pak Muji. Tiba-tiba datang Paman dan memberitahu Pak Muji bahwa ada rumah didekat jalan raya sedang dijual, harganya pun tidak begitu mahal. Pak Muji bergegas mendatangi pemilik rumah tersebut. Setelah berbincang-bincang tentang harga, pemilik rumah tersebut pun setuju dengan harga yang ditawarkan Pak Muji. Sungguh sangat bahagia keluarga Pak Muji.
Kini mereka punya rumah yang selama ini mereka impikan. Rumah sederhana dengan warung bakso disampingnya dan terletak ditepi jalan raya sehingga Pak Muji tak perlu mendorong gerobaknya. Mereka merawat rumah mereka dengan baik, karena itu adalah rumah impian keluarga Pak Muji.


No comments:

Post a Comment